Friday, December 19, 2008

Aquarium ....... kenapa tidak?

Aquarium pertama yang ada di rumah berkapasitas 5 gallon, kita beli untuk memperkenalkan ikan dan makluk air lainnya kepada Putri...yang waktu itu masih berumur 2 tahun. Aquarium plastik berukuran sekitar 20x30x25 cm itu benar-benar menjadi pusat perhatian di rumah kami saat itu, apalagi setelah ditambahkan lampu TL 10 watt yang ada di gudang, yang kebetulan berukuran pas dengan aquarium itu sehingga tinggal meletakannya secara terbalik di bagian atas aquarium itu. Dari internet dapat kita lihat banyak aqurium terlihat berair penuh dari sisi depannya, untuk itu saya tempelkan sisa stiker pelapis berwarna hitam selebar 5 cm sekeliling dibagian atasnya agar dari depan air terlihat penuh namun sebenarnya ada ruang 5 cm untuk lampu nya. Nah, jadilah dia aquarium air tawar dengan penghuni 2 ekor ikan mas koki ukuran kecil dan 2 ekor plati merah. Dari pembelian nya yang berupa paket, kita dapatkan filter yang digerakkan oleh udara dan juga pompa udaranya. Tak ketinggalan beberapa hiasan tumbuhan plastik dan mainan katak yang dihubungkan dengan pompa udara juga.

Putri hanya 1 minggu tertarik dengan aquarium tersebut, tapi saya sendiri benar-benar jatuh cinta terhadap aquarium itu. Mulailah perjalan dunia maya berkendaraan Yahoo! dan Google untuk mencari tahu seluk beluk dunia ikan dan perawatannya. Tak puas dengan internet, perburuan informasi dilanjutkan ke toko buku, namun sayang saat itu buku tentang ikan dan aquarium masih sedikit walaupun saya sebagai penggemar buku sudah mencarinya kesemua toko buku di Jakarta. Kalaupun ada buku yang bagus umumnya terbit dalam bahasa asing, yang notabene mahal harganya, jadi kembalilah perburuan dipusatkan ke dunia maya.

Dari internet inilah saya bertambah pengetahuan tentang perawatan ikan dan bagaimana membangun sistem aquarium yang baik dan benar. Bagaimana parawatan air supaya kita dapatkan kejernihan yang menyerupai kristal, cara pemberian makan dan makanan apa yang cocok untuk tiap jenis ikan. Memang setelah banyak membaca dan mencari tahu, saya sadari bahwa aqurium yang kami miliki saat itu benar-benar suatu sistem yang sederhana sekali dibandingkan dengan aquarium yang banyak tersebar fotonya di internet, tapi hal itu pulalah yang memancing rasa penasaran untuk mencoba membangun sistem yang lebih sempurna namun tentu saja dengan anggaran yang masih 'masuk akal' untuk suatu hobby.

Saat itu (Oktober 2001) kebetulan sedang terjadi booming ikan Discus, sehingga tepat sekali dengan hobby baru saya ini. Ketika tahu ada pameran Discus di Gajah Mada Plaza, saya mengajak istri dan anak saya untuk melihatnya. Walaupun kami tidak pernah sekalipun ke mall yang satu itu, tapi istri saya setuju saja untuk ikut melihatnya...mungkin istri saya juga penasaran seperti apa sebenarnya pameran ikan itu, karena dari beritanya harga jual ikan Discus saat itu bisa menjapai puluhan juta rupiah!! Benar-benar diluar bayangan kami ada ikan dengan harga jual yang demikian tinggi....

Di pameran ikan itulah baru kami sadari lagi bahwa ikan (khususnya Discus) dapat menjadi suatu hewan piaraan yang begitu indah.....mengagumkan, tak puas-puasnya saya mengagumi keindahan makhluk bernama ikan Discus itu. Tak lupa selain mengagumi ikannya, saya sedikit banyak mencuri ilmu bagaimana membuat aquarium discus dan benar-benar saya kagum dengan kejernihan dan kebersihan air dari aquarium di pameran tersebut. Makin bulat tekad saya untuk mencoba membuat aquarium yang sejernih dan sebersih ini.......walaupun bukan Discus ikannya karena jelas tak terjangkau oleh kami harganya.

Dari forum diskusi dan situs-situs yang membahas tentan aquarium, saya ketahui bahwa tempat membeli peralatan aquarium yang paling murah dan lengkap adalah di Jl Makaliwe di daerah Grogol dan untuk tempat sentra pembelian ikan ada beberapa tempat seperti Jl Sumenep (tempat ikan sejak saya masih kanak-kanak) dan Barito, lalu juga di hanggar MBAU MT Haryono, Jl Panjang samping Goro Kelapa Gading, Jl Kartini untuk ikan arwana, pasar Jatinegara dan daerah Kebon Jeruk untuk cupang dan banyak lagi sentra-sentra ikan yang tidak begitu besar. Belum lagi daftar breader atau pembiak ikan, khususnya Discus, di daerah BSD dan sekitarnya. Juga pasar pagi di parung untuk grosir ikan hias. Hampir semua tempat itu saya kunjungin untuk sekedar melihat dan seperti biasa...mencari tahu cara pembutan sistem aquarium yang berkualias.

Kembali ke aqurium 5 gallon kami tadi, seperti sudah di duga, ikan generasi pertama hanya bertahan 1 bulan. Walaupun air berhasil menjadi jernih tapi entah mengapa semua ikan tersebut mati satu demi satu. Baru saya sadari kemudian bahwa ikan-ikan itu terkena penyakit parasit dan juga white-spot. Ikan generasi kedua adalah gerombolan ikan jenis siklik afrika, nama ini saya ketahui dari berbagai buku dan internet, yaitu jenis ikan pemakan tumbuhan dari suatu danau di afrika. Ikan jenis ini mempunyai banyak warna dan jenisnya bermacam-macam, biasa ditaruh dalam aquarium dengan hiasan batu atau polos, kerena mereka pemakan tumbuhan. Jenis makanan pellet yang cocok adalah yang berwarna hijau, karena bila diberikan makanan berupa cacing atau pellet mengandung unsur hewan dapat menyebabkan pembusukan di perut ikan tersebut karena makanan jenis tumbuhan biasanya lebih cepat dikeluarkan sedang jenis hewani akan lama bertahan di dalam sistem pencernakan ikan.

Dan satu lagi ilmu baru yang saya dapat, usahakan mencampur ikan yang cocok (competible) dalam satu aquarium. Cara yang mudah untuk menggolongkan ikan adalah dari makanan dan lingkungannya. Jadi jangan sekali sekali mencampur ikan plati dengan ikan siklik, atau cupang dengan mas koki, atau jenis-jenis ikan yang berlainan tabiat dan kebiasaannya karena pasti akan sulit untuk menjaga kestabilan habitat dalam aquarium tersebut. Kecuali memang ukuran aquarium yang cukup besar sehingga memungkinkan setiap ikan untuk membuat / menguasai lingkungan nya sendiri sendiri. Untuk kepadatan ikan, patokan yang mudah adalah 1 gallon air untuk 1 inci panjang ikan, jadi bila ukuran aquarium nya 5 gallon maka cukup untuk 5 ekor ikan ukuran @1 inci, atau 10 ekor ikan ukuran @0,5 inci dan sebagainya. Untuk kekuatan pompa air sering dikatakan filter yang yang ideal adalah dapat memutar air aquarium 3x setiap jamnya, jadi bila kapasitas aquariumnya 100 liter maka kekuatan filter yang ideal adalah dengan flow 300 liter/jam. Selain kita juga harus memperhatikan kekuatan lampu, jenis cahaya, penggantian air, jenis filter dan sebaginya yang akan saya bahas satu demi satu secara lebih mendalam dalam artikel-artikel berikutnya.

Tapi terlepas dari semua itu, sampai sekarang setelah lebih dari 7 tahun bermain aquarium, saya tetap mengingat aquarium saya yang pertama itu. Saat ini, setelah berpindah tempat dan sempat masuk gudang selama 2 tahun karena rumah kami direnovasi, aquarium kenangan itu ada di kamar Putri, karena sejak awal memang kami berniat membeli aqurium itu untuknya dan kebetulan karena saya juga masih senang memelihara ikan (tawar dan laut) Putri pun terbiasa untuk menyenangi ikan dan sudah mulai tahu bagaimana merawat aquarium dan penghuninya. Jadilah aquarium itu hiasan di kamar Putri lengkap dengan 3 ikan Mas koki dan beberapa ikan neon dan guppy, plus ikan pemakan lumut dengan hiasan tanaman plastik dan batu koral untuk alas aquariumnya.


** Bersambung.....